Sabtu, 07 September 2013

Dimanakah Keadilan Untuk Seseorang Yang Membela Keadilan?


Aku Sering Diancam
Juga Teror Mencekam
Kerap Ku Disingkirkan
Sampai Dimana Kapan

Ku Bisa Tenggelam Di Lautan
Aku Bisa Di Racun Di udara
Aku Bisa Dibunuh Di Trotoar Jalan
Tapi Aku Tak Pernah Mati
Tak Akan Berhenti

Aku Sering Diancam
Juga Teror Mencekam
Ku Bisa Dibuat Menderita
Aku Bisa Dibuat Tak Bernyawa
Di Kursi Listrikkan Ataupun Di Tikam

Tapi Aku Tak Pernah Mati
Tak Akan Berhenti

    Itulah lirik lagu dari sebuah Band papan atas, Efek Rumah Kaca. Lagu yang didedikasikan untuk seorang aktivis HAM yaitu Munir Said Thalib. 7 September 9 tahun lalu, di atas pesawat Garuda Indonesia yang membawanya dari Jakarta ke Amsterdam, Munir diracun "Diudara" oleh sesorang yang masih menjadi tanda tanya besar sampai sekarang. Seorang penuntut keadilan yang tidak mendapatkan keadilan.
    7 September 2013, hari ini adalah hari dimana kita mengingat dan mengenang kembali sosok penuntut Hak Azasi Manusia masyarakat bawah. Penantian istri, anak, keluarga, dan teman-teman Munir selama 9 tahun lamanya tidak menghasilkan apa-apa. Ucapan Presiden SBY untuk menyelesaikan kasus Munir adalah suatu hal yang palsu.

Dimana kalian para wakil-wakil rakyat? Dimana kalian para pemimpin bangsa? Dimanakah keadilan untuk seseorang yang membela keadilan?

Empat puluh ribu kaki di atas tanah Rumania, Di dalam pesawat garuda, Munir Said Thalib menghembuskan nafas terakhirnya, "Diracun Diudara".
Pembunuh ada dibelakang dengkuran anda.

"Kita harus lebih takut kepada rasa takut itu sendiri, karena rasa takut menghilangkan akal sehat dan kecerdasan kita". - Munir

#9thnMunirDibunuh #MenolakLupa #MelawanLupa


- Thania Astavarie -